Benarkah Kusta Sebuah Kutukan?
Sumber: Msn.com

Info Sehat / 26 January 2015

Kalangan Sendiri

Benarkah Kusta Sebuah Kutukan?

Lori Official Writer
9692
Penyakit kusta atau dalam dunia kedokteran disebut dengan istilah Morbus Hansen adalah salah satu penyakit yang sangat ditakuti masyarakat. Banyak masyarakat yang percaya bahwa kusta sebagai penyakit kutukan.

Mitos itu bahkan membuat penderita kusta sering dijauhi dan dikucilkan dari pergaulan. Hal ini membuat mereka terbeban secara psikologi dan fisik. Namun benarkah mitos tersebut?

Sejak tahun 600 SM, sebuah tulisan berbahasa India menggambarkan penyakit yang menyerupai kusta. Di Eropa, kusta pertama kali muncul dalam catatan di Roma pada 62 SM bertepatan dengan kembalinya pasukan Pompei dari Asia kecil. Namun pada tahun 1873, Dr Gerhard Armauer Henrik Hansen dari Norwegia lalu menjadi orang pertama yang mulai mengidentifikasi bakteri penyebab kusta di bawah mikroskop, yang dikenal dengan bakteri mycobacterium leprae. Hal ini membuktikan bahwa kusta tidak disebabkan oleh kutukan.

Saat menjangkiti bagian tubuh, bakteri M. leprae biasanya akan menyerang organ tubuh bagian:

- Sistem saraf tepid an kulit

- Mukosa mulut

- Saluran naps atas

- Sistem retikuloendotelial

- Mata, otot, tulang

-  Testis

Selain itu, kusta disebut sebagai penyakit menular dengan sentuhan. Padahal medis secara medis, kusta bisa tertular lewat tetesan hidung dan mulut. Tidak seperti penyakit lain yang mudah menyebar, kusta akan menular jika terjadi kontak yang berulang dalam jangka waktu yang lama dengan pasien yang terinfeksi. Kusta akan menyebar jika orang yang terinfeksi tidak segera melakukan pencegahan dengan mengkonsumsi obat.

Secara sederhana penderita yang terinfeksi kusta dapat didiagnosa dengan tanda-tanda:

1. Bercak kulit mati rasa, warnanya lebih gelap atau lebih terang (keputihan)

2. Penebalan saraf tepi. Bisa disertai rasa nyeri ataupun tidak

3. Ditemukan kuman tahan asam yang diambil dari pemeriksaan hapusan kulit

Seorang penderita kusta dapat disembuhkan bila melakukan pengobatan sedini mungkin dengan mengikuti program MDT (Multi Drug Treatment) yang sudah ada sejak tahun 1981 oleh WHO. Terdapat tiga kombinasi obat yaitu dapson, rifampisin dan klofazimin. Pengobatan ini membutuhkan waktu mulai bervariasi, seperti kusta dengan jumlah kuman sedikit atau tipe pausibasiler selama 6 bulan dan kusta jumlah kuman banyak atau kusta tipe multibasiler selama 12 bulan. Obat ini bisa didapatkan di beberapa pusat pelayanan kesehatan dan Rumah Sakit Umum di Indonesia.

Untuk itu perlu dipahami bahwa mitos bahwa penyakit kusta adalah kutukan tidaklah benar. Para penderita tidak perlu dijauhi dan dikucilkan, sebab mereka juga butuh didukung untuk sembuh.

Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami